Kamis, 12 Desember 2013
Bab 14 Bisnis Internasional
1. Hakikat bisnis ineternasional
a. Pengertian Bisnis internasional
Bisnis internasional
merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan antara Negara yang satu dengan Negara
yang lain. Bisnis terdiri dari berbagai macam tipe, dan, sebagai akibatnya,
bisnis dapat dikelompokkan dengan cara yang berbeda-beda. Kalsifikasi bisnis
berdasarkan aktivitas yang dilakukannya dalam menghasilkan keuntungan adalah
sebagai berikut:
·
Manufaktur
Adalah bisnis yang memproduksi produk yang berasal dari barangmentah atau komponen-komponen, kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan.
Contohnya perusahaan yang memproduksi barang fisik seperti mobil atau pipa.
·
Bisnis Jasa
Adalah bisnis yang menghasilkan barang intangible (tak berwujud), dan mendapatkan keuntungan dengan cara meminta bayaran atas
Adalah bisnis yang menghasilkan barang intangible (tak berwujud), dan mendapatkan keuntungan dengan cara meminta bayaran atas
jasa yang mereka berikan. Contohnya adalah konsultan dan psikolog.
Adalah pihak yang berperan sebagai perantara barang antara produsen dengan
konsumen. Kebanyakan toko dan perusahaan yang berorientasi-konsumen adalah
distributor atau pengecer.
Adalah bisnis yang memproduksi barang-barang mentah, seperti tanaman atau
mineral tambang.
·
Bisnis informasi
Adalah bisnis menghasilkan keuntungan terutama dari penjualan kembali properti
intelektual (intelellectual property).
Adalah bisnis yang mengoperasikan jasa untuk publik, seperti listrik dan
air yang biasanya didanai oleh pemerintah.
·
Bisnis real estate
Adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan dengan cara menjual, menyewakan, dan mengembangkan properti, rumah, dan bangunan
Adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan dengan cara menjual, menyewakan, dan mengembangkan properti, rumah, dan bangunan
.
· Bisnis transportasi adalah bisnis yang
mendapatkan keuntungan dengan cara mengantarkan barang atau individu dari
sebuah lokasi ke lokasi yang lain.
b. Hakikat Bisnis Internasional
Seperti tersebut diatas bahwa Bisnis internasional merupakan kegiatan
bisnis yang dilakukan melewati batas negara. Transaksi bisnis seperti ini
merupakan transaksi bisnis internasional (International Trade). Transaksi
bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam suatu negara dengan perusahaan
lain atau individu di negara lain disebut Pemasaran Internasional atau
International Marketing. Pemasaran internasional berbeda dengan Bisnis
Internasional, yaitu :
- Perdagangan Internasional (International Trade)
Dalam perdagangan
internasional yang merupakan transaksi antar Negara itu biasanya dilakukan
dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanya
transaksi ekspor dan impor tersebut maka timbul neraca perdagangan antar negara
(balance of tread).Suatu Negara dapat memiliki surplus seraca perdagangan atau
devisit neraca perdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus menunjukan
keadaan dimana Negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar
dibandingkan dengan nilai impor yang dilakukan dari negara partner dagangnya.
Dengan neraca
perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila keadaan yang lain konstan
maka aliran kas masuk ke Negara itu akan lebih besar dengan aliran kas
keluarnya ke Negara partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas
masuk dan keluar antar negara disebut neraca pembayaran (balance of paymnets).Jika
neraca pembayaran mengalami surplus, dikatakan bahwa negara mengalami
pertambahan devisa. Sebaliknya apabila negara itu mengalami devisit neraca
perdagangannya maka berarti nilai impornya melebihi nilai ekspor yang dapat
dilakukannya dengan negara lain. Jadi, negara tersebut mengalami devisit neraca
pembayaran dan menghadapi pengurangan devisa Negara.
- Pemasaran International (International Marketing)
Pemasaran internasional yang merupakan keadaan suatu perusahaan dapat
terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan negara lain, perusahaan lain
ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada
umumnya merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri.Dalam
hal ini maka pengusaha akan terbebas dari hambatan perdagangan dan tarif bea
masuk karena tidak ada transaksi ekspor impor. Dengan melaksanakan kegiatan
produksi dan pemasaran di negeri asing maka tidak terjadi kegiatan ekspor
impor. Produk yang dipasarkan dapat berupa barang dan/ atau jasa. Transaksi ini
dapat ditempuh dengan cara:
·
Licencing
·
Franchising
·
Management Contracting
·
Marketing in Home Country by Host Country
·
Joint Venturing
·
Multinational Coporation (MNC)
Semua bentuk transaksi internasional
memerlukan transaksi pembayaran yang sering disebut fee. Negara (Home
Country) harus membayar, sedangkan pengirim (Host Country) memperoleh fee
tersebut. Pengertian perdagangan internasional dengan perusahaan internasional
sering dianggap sama, padahal berbeda. Perbedaan utama terletak pada
perlakuannya dimana perdagangan internasinol dilakukan oleh negara sedangkan
pemasaran internasional adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang
menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif, lebih progresif dibandingkan
perdagangan internasional.
2. Alasan melaksanakan Bisnis International
Alasan negara melakukan
perdagangan internasional.
- Masalah mobilitas faktor produksi. Faktor produksi terdiri dari tanah (land), tenaga kerja (labour), barang modal (capital) dan manajerial atau keterampilan (skill).
- Mobilitas mengandung arti suatu pergerakan, sehingga yang dimaksud disini adalah pergerakan faktor produksi dari suatu negara kenegara lain. namun pada kenyataannya tidak semua faktor produksi dapat mobil secara internasional. Menurut Adam Smith, labour merupakan faktor produksi yang paling mobil. Masalah perbedaan sistem moneter. Setiap negara memiliki mata uang sendiri. Adanya perbedaan mata uang dari setiap negara, perbedaan kebijakan ekonomi moneter, pada gilirannya mempengaruhi sistem lalu lintas pembayaran internasional dan sistem lalu lintas modal.
- masalah batas-batas negara yang berdaulat. Adanya batas-batas dari suatu negara dengan negara yang lain yang berdaulat menyebabkan perbedaan politik dalam perdagangan misalnya perlindungan tarif terhadap produk hasil industri didalam negero, larangan impor, quota dan blok perdagangan. Adanya kedaulatan mengakibatkan bea masuk (impor duty) dari suatu negara tidak sama dengan bea impor dari negara lain.
- Masalah transport cost. Ongkos angkut dari pabrik kepasar atau kepelabuhan meninggikan harga asal pabrik. Ongkos pengangkutan barang ekspor harus dimasukkan dalam perhitungan biaya agar harga yang diperoleh untuk komoditi ekspor tersebut tepat.
3. Tahap-tahap dalam memasuki
bisnis internasional
Perusahaan yang memasuki bisnis internasional pada umumnya terlibat atau
melibatkan diri secara bertahap dari tahap yang paling sederhana yang tidak
mengandung resiko sampai dengan tahap yang paling kompleks dan mengandung
risiko bisnis yang sangat tinggi. Adapun tahap tersebut secara kronologis
adalah sebagai berikut :
- Ekspor Insidentil
Dalam rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis Internasional suatu
perusahaan pada umumnya dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu
dengan melakukan ekspor insidentil. Dalam tahap awal ini pada umumnya terjadi
pada saat adanya kedatangan orang asing di negeri kita kemudian ada yang
membeli barang-barang kemudian kita harus mengirimkannya ke negeri asing itu.
- Ekspor Aktif
Tahap terdahulu itu kemudian dapat berkembang terus dan kemudian
terjalinlah hubungan bisnis yang rutin dan kontinyu dan bahkan transaksi
tersebut makin lama akan semakin aktif. Keaktifan hubungan transaksi bisnis tersebut
ditandai pada umumnya dengan semakin berkembangnya jumlah maupun jenis komoditi
perdagangan Internasional tersebut. Dalam tahap aktif ini perusahaan negeri
sendiri mulai aktif untuk melaksanakan manajemen atas transaksi itu. Tidak
seperti tahap awal di mana pengusaha hanya bertindak pasif. Oleh karena itu
dalam tahap ini sering pula disebut sebagai tahap "ekspor aktif",
sedangkan tahap pertama tadi disebut tahap pembelian atau
"Purchasing".
- Penjualan Lisensi
- Franchising
- Pemasaran di Luar Negeri
Tahap berikutnya adalah bentuk Pemasaran di Luar negeri. Bentuk ini akan
memerlukan intensitas manajemen serta keterlibatan yang lebih tinggi karena
perusahaan pendatang (Host Country) harus aktif dan mandiri untuk melakukan
manajemen pemasaran bagi produknya itu di negeri asing (Home Country).
Pengusaha pendatang yang merupakan orang asing harus mampu untuk mengetahui
perilaku (segmentasi) di negeri penerima itu sehingga dapat dilakukan
program-program pemasaran yang efektif
- Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri
Tahap yang terakhir adalah tahap yang paling intensif dalam melibatkan diri
pada bisnis internasional yaitu tahap "Produksi dan Pemasaran di Luar
Negeri". Tahap ini juga disebut sebagai "Total International
Business". Bentuk inilah yang menimbulkan MNC (Multy National Corporation)
yaitu Perusahaan Multi Nasional. Dalam tahap ini perusahaan asing datang dan
mendirikan perusahaan di negeri asing dengan segala modalnya, kemudian
memproduksi di negeri itu, lalu menjuaI hasil produksinya itu di negeri itu
juga. Bentuk ini memiliki unsur positif bagi negara yang sedang berkembang
karena dalam bentuk ini negara penerima tidak perlu menyediakan modal yang
sangat banyak untuk mendirikan pabrik tersebut.
4. Hambatan dalam memasuki binis internasional
Melaksanakan bisnis internasional tentu saja akan lebih banyak memiliki
hambatan ketimbang di pasar domestic. Negara lain tentu saja akan memiliki
berbagai kepentingan yang sering kai menghambat terlaksannya transaksi bisnis
internasional. Disamping itu kebiasaan atau budaya Negara lain tentu saja akan
berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena itu maka terdapat beberapa hambatan
dalam bisnis internasional yaitu :
- Batasan perdagangan dan tariff bea masuk
- Perbedaan bahasa, social budaya/cultura
- Perbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis
Internasional, hal ini disebabkan karena bahasa adalah merupakan alat
komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Tanpa komunikasi
yang baik maka hubungan bisnis sukar untuk dapat berlangsung dengan Iancar.
Hambatan bahasa saat ini semakin berkurang karena adanya bahasa Internasional
yaitu bahasa lnggris
- Perbedaan kondisi sosial budaya merupakan suatu masalah yang harus
dicermati pula dalam melakukan bisnis Internasional. Misalnya saja pemberian
warna terhadap suatu produk ataupun bungkusnya harus hati-hati karena warna
tertentu yang di suatu negara memiliki arti tertentu di negara lain dapat
bermakna yang bertentangan.
- Kondisi politik dan hukum/perundang-undangan
Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang
lain akan mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari kedua negara tersebut.
Misalnya, Amerika yang mengembargo komoditi perdagangan dengan negara-negara
Komunis.Ketentuan Hukum ataupun Perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang
juga membatasi berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya negara Arab
melarang produk yang mengandung babi.
- Hambatan operasional
Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah masalah
operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan ke
negara yang lain. Transportasi ini seringkali sukar untuk dilakukan karena
antara kedua negara itu belum memiliki jalur pelayaran kapal laut yang reguler.
Hal ini dapat mengakibatkan biaya pengangkutan atau ekspedisi menjadi sangat
mahal yang dikarenakan pengangkutnya hanya melayani satu negara itu saja.
- Perusahaan multinasional
Perusahaan multinasional pada hakikatnya adalah suatu perusahaan yang
melaksanakan kegiatan secara internasional atau dengan kata lain melakukan
operasinya di beberapa Negara. Perusahaan macam ini sering disebut
Multinasional Corporations (MNC). Setiap Negara akan terpengaruh oleh tindakan
yang dilakukan oleh Negara lain.Hal ini terjadi karena dengan cara yang sangat
cepat kita dapat mengetahui suatu kejadian yang terjadi di setiap Negara di
dunia ini seiring dengan kemajuan teknologi dan komunikasi.
Timbulah kecenderungan bahwa permintaan ataupun kebutuhan masyarakat di mana pun di dunia ini mendekati hal yang sama.
Timbulah kecenderungan bahwa permintaan ataupun kebutuhan masyarakat di mana pun di dunia ini mendekati hal yang sama.
Kebutuhan akan barang-barang konsumsi atau untuk kehidupan sehari-hari
cenderung tidak berbeda antara Negara. Oleh karena kesamaan inilah yang
mendorong perusahaan untuk beroperasi secara Internasional. Selanjutnya,
perusahaan mencoba untuk mencari tempat untuk memproduksi barang dan
memasarkannya ke dunia, sehingga akan lebih ekonomis dan kompetitif.Adanya
batasan ekspor-impor antar negara mendorong suatu perusahaan untuk hanya
memproduksi barang di negeri sendiri dan kemudian menjualnya di negeri itu juga
meskipun pemiliknya adalah dari luar negeri. Dengan demikian, pembatasan
ekspor-impor menjadi tidak berlaku lagi baginya. Contoh perusahaan
multinasional: Coca Cola, Johnson & Johnson, Nestle dari Switzerland,
Unilever dari Belanda dan lnggris, Bayer dati Jerman, dan sebagainya.
Sumber :
http://marlia-dewi.blogspot.com/2011/11/bisnis-international-i.html http://candygloria.wordpress.com/2010/12/15/bisnis-internasional/http://dwisetiati.wordpress.com/2010/12/20/bisnis-internasional/
M. Fuad, Chrisine H, Nurlela, Sugiarto, Paulus YEF,
Pengantar
Bisnis, Gramedia, Jakarta, 2000
Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert (Prof Dr Wagiono
Ismangil), Bisnis, Jilid 1, Prenhallindo, Jakarta
Bab 13 Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis
1. Benturan dengan
kepentingan masyarakat
Benturan kepentingan Transaksi Tertentu dan Transaksi
Afiliasi merupakan hal yang sangat sulit untuk dihindari. Transaksi seperti ini
biasa dipraktekan dalam melakukan transaksi bisnis dimana para pihak yang
melakukan corporate actionmemiliki benturan kepentingan atau mempunyai
hubungan afiliasi. Meskipun pada prinsipnya transaksi bisnis tersebut bertujuan
untuk meminimalisir resiko, mempermudah komunikasi atau melanggengkan hubungan
bisnis para pihak yang telah terjalin, namun potensi benturan kepentingan dan
penyalahgunaan pihak terafiliasi dalam suatu transaksi dapat merugikan para
pemangku kepentingan tertentu atau pemegang saham terutama pemegang saham
minoritas.
Dalam kerangka Good Corporate Governance, aspek
transparansi dan keterbukaan dalam proses Transaksi Afiliasi dan Transaksi
Tertentu sangat diutamakan. Hal ini untuk melindungi para pihak termasuk
pemegang saham minoritas. Oleh karenanya, Bapepam selaku regulator dan otoritas
jasa keuangan telah memberlakukan ketentuan yang cukup komprehensif
tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu dan Transaksi Afiliasi.
Namun prakteknya, pemahaman para pelaku usaha tentang benturan kepentingan
Transaksi Tertentu dan Transaksi Afiliasi masih harus ditingkatkan. Hal ini
sangat diperlukan karena menyangkut aspek keuangan, hukum serta good corporate
governance suatu perusahaan.
2. Dorongan tanggung jawab
sosial
Klasifikasi masalah
sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial pada sebuah bisnis
salah satunya adalah pada Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan.Manfaat
penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan.
Penerapan manajemen
akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara pelaku
bisnis dan dari pihak luar. Manfaat tersebut adalah, sebagai berikut :
a. Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen parsitipatif. Hal ini menyebabkan semua aspek dapat dikerjakan, diperoleh, dan diawasi dengan maksimal.
b. Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik. Hubungan baik ini adalah hal terpenting dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan.
c. Peningkatan modal kerja karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan meningkatnya produktivitas kerja.
a. Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen parsitipatif. Hal ini menyebabkan semua aspek dapat dikerjakan, diperoleh, dan diawasi dengan maksimal.
b. Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik. Hubungan baik ini adalah hal terpenting dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan.
c. Peningkatan modal kerja karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan meningkatnya produktivitas kerja.
d. Kepercayaan konsumen yang meningkat dan
merupakan modal dasar bagi perkembangan selanjutnya dari pemasaran suatu
perusahaan.
e. Peningkatan mutu produksi yang disebabkan oleh terbentuknya rasa pengabdian dan kebahagiaan karyawan.
e. Peningkatan mutu produksi yang disebabkan oleh terbentuknya rasa pengabdian dan kebahagiaan karyawan.
3. Etika bisnis
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika
bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga
masyarakat.
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara
adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu
ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang
diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan
standar minimal ketentuan hukum, karena dalam
kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur
oleh ketentuan hukum.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen
Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah
laku etika
bisnis, yaitu :
Ø Utilitarian
Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh
karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan
dan dengan biaya serendah-rendahnya.
Ø Individual Rights
Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar
yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus
dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak
orang lain.
Ø Justice
Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada
pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran
yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan
memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai
(value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis,
organisasi yang baik,sistem prosedur yang transparan didukung oleh
budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara
konsisten dan konsekuen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek
etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah
maupun jangka panjang, karena :
Ø Mampu
mengurangi biaya akibat
dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan
eksternal.
Ø Mampu meningkatkan
motivasi pekerja.
Ø Mampu meningkatkan
keunggulan bersaing.
Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis
yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen
dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakanpemboikotan,
larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat
menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi
nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki
peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak
mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem
remunerasi atau jenjang karier.
Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling
berharga bagi perusahaan.Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin
harus mempertahankan karyawannya.
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan
sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus
dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara :
Ø Menuangkan etika
bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
Ø Memperkuat sistem
pengawasan
4. Bentuk-bentuk tanggung jawab sosial suatu bisnis
Penerapan dari kepedulian sosial dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan
tanggung jawab sosial bisnis. Sejalan dengan itu dapat dilihat bahwa semakin
tinggi tingkat kepedulian sosial suatu bisnis maka semakin meningkat pula
pelaksanaan praktek bisnis etik masyarakat. Beberapa bentuk pelaksanaan
tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di Indonesia adalah :
Ø Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja (K3)
Penekanan pada faktor
keselamatan pekerja dengan menggunakan alat-alat yang berfungsi menjaga
keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung, maupun pakaian khusus
lainnya.
Ø Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL)
Penanganan limbah
industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi menjaga
lingkungan.
Ø Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat
Sistem ini melibatkan
pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah sebagai mitra kerja
yang harus mereka bina. Terkadang hal ini menyebabkan masalah kepada pengusaha
besar. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran tinggi dalam pelaksanaannya.
Ø Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP)
Contohnya adalah
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak
dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana
diatur kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberapa contoh hak karyawan
adalah cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.
Ø Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Sistem perkebunan yang
melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik masyarkat. Perkebunan
besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan dimana semua bahan
bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang berfungsi sebagai plasma.
Sumber :
http://dwisetiati.wordpress.com/2010/12/20/tanggung-jawab-sosial-suatu-http://wahyudanu93.blogspot.com/2012/01/bab-13-tanggung-jawab-sosial-suatu.html http://kristiannadeak.blogspot.com/2011/11/tanggung-jawab-sosial-suatu-bisnis.html
Langganan:
Postingan (Atom)