4EB06
Dede Siti Rohmah (22213111)
Laila Nurrahmawati (24213912)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Translasi mata uang asing berbeda
dengan konversi mata uang asing. Translasi hanyalah perubahan satuan unit
moneter, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris
disajikan ulang kedalam nilai ekuivalen dollar AS. Tidak ada pertukaran fisik
yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila
dilakukan konversi. Terkadang
sulit dibedakan antara konversi dan translasi oleh karena itu, penting untuk
mengetahui teorinya agar dapat membedakan dalam praktinya. Perusahaan di
Indonesia tidak hanya melakukan transaksi dengan perusahaan lokal akan tetapi
juga melakukan transaksi internasional bahkan ada yang membuka cabang di negara
lain ataupun melakukan merger dengan perusahaan luar negeri. Sehingga
diperlukan pengetahuan mendalam mengenai translasi dan konversi. Karna masalah
diatas sehingga penulis memilih tertarik untuk menyaj,ikan materi terkait
dengan translasi mata uang asing.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang masalah, maka penulis
merumuskannya sebagai berikut :
- Apa alasan translasi mata uang asing
- Bagaimana latar belakang dan terminologi mata uang asing?
- Bagaimana efek laporan keuangan terhadap kurs alternatif translasi mata uang asing?
- Apa yang dimaksud dengan translasi mata uang asing ?
- Bagaimana perkembangan akuntansi translasi mata uang asing ?
1.3 Tujuan
Penulisan
- Untuk mengetahui alasan translasi mata uang asing ?
- Untuk mengetahui latar belakang dan terminologi mata uang asing?
- Untuk mengetahui efek laporan keuangan terhadap kurs alternatif translasi mata uang asing
- Untuk mengetahui yang dimaksud dengan translasi mata uang asing ?
- Untuk mengetahui perkembangan akuntansi translasi mata uang asing ?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Alasan Melakukan Translasi
Perusahaan
dengan kegiatan operasional luar negeri yang signifikan mempersiapkan laporan
keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan
pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic maupun luar
negeri. Untuk mencapai hal ini, laporan keuangan anak perusahaan luar negeri
yang berdominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang
pelaporan induk perusahaan. Proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata
uang ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi.
Kurs nilai
tukar variable, yang digabungkan dengan berbagai macam metode translasi yang
dapat digunakan dan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi,
membuat perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain,
atau perbandingan hasil suatu perusahaan, yang sama dari satu period ke periode
lain sulit dilakukan.
Terdapat tiga alasan tambahan dilakukannya translasi mata
uang asing yaitu :
1. Mencatat translasi mata uang asing
2. Memperhitungkan efeknya perusahaan
terhadap translasi mata uang asing
3. Berkomunikasi dengan peminat saham
asing
Seperti
halnya dengan konsolidasi, transaksi dalam mata uang asing, seperti pembelian
barang dagang dari China oleh sebuah importer dari Kanada, harus ditranslasikan
karena laporan keuangan tidak dapat disusun dari akun-akun yang dinyatakan
dalam lebih dari satu mata uang. Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva
dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi risiko mata uang jika suatu
perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan
(pelaporan) juga berubah. Pengukuran risiko ini akan berbeda-beda tergantung
dari metode translasi yang dipilih untuk digunakan oleh perusahaan.
2.2 Latar Belakang Dan Terminologi
Translasi mata uang asing tidak sama dengan konversi,
yaitu translasi mata uang secara fisik. Translasi mata uang asing merupakan
translasi sederhana dalam ekspresi moneter,seperti halnya sebuah neraca yang
dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar
AS. Mata uang pada perdagangan negara-negara utama dibeli atau dijual pada
pasar global. Peserta pasar termasuk bank dan perantara keuangan lainnya,
perusahaan bisnis, individu, dan pedagang internasional dihubungkan oleh
jaringan komunikasi modern. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak
ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.
Transaksi
mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward atau swap. Mata uang yang
dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya yaitu dalam
waktu 2 hari kerja.
Kurs
pada pasar spot dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk perbedaan tingkat
inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap
nilai tukar di masa yang akan datang.
Transaksi
pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang
dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa
depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari
kurs spot.
Premi Forward (potongan) = Kurs Forward-
Kurs Spot/Kurs Spot x 12/n
Ket : n = Jumlah bulan dalam kontrak
pasar forward
Transaksi
swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau
pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering
memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga
yang lebih tinggi di sutu Negara asing, sembari dalam kesempatan yang sama
melindungi diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai
valuta asing.
Jika kurs
nilai tukar relative stabil, translasi mata uang tidak akan lebih sukar dari
proses translasi satuan rinci atau kaki menjadi ekuivalennya dalam unit metric.
Namun demikian, kurs nilai tukar jarang sekali stabil. Mata uang Negara –negara
industry maju menemukan nilainya secar bebas dalam pasar mata uang. Nilai tukar
yang berfluktuasi sering khusus terjadi di Eropa Timur, Amerika Latin, dan
beberapa Negara di Asia. Fluktuasi mata uang meningkatkan jumlah nilai tukar
translasi yang dapat digunakan dalam proses translasi dan menimbulkan
keuntungan dan kerugian mata uang asing.
Tiga kurs translasi berikut ini
digunakan ketika melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata
uang domestic, antara lain :
- Kurs sekarang adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan.
- Kurs historisadalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali diperoleh atau ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali terjadi.
- Kurs rata-rata yaitu rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai tukar historis. Pengaruh penggunaan kurs nilai tukar historis dibandingkan dengan kurs nilai tukar kini terhadap laporan keuangan ketika digunakan sebagai koefisien translasi mata uang asing. Kurs nilai tukar historis umumnya mempertahankan biaya awal ekuivalen dengan suatu pos dalam mata uang asing dalam laporan berdenominasi mata uang domestik.
- Gains and losses settled transactions ( keuntungan dan kerugian pada transaksi labil), muncul walaupun nilai tukar pada pembukuan transaksi awal berbeda dengan tingkat pada pencapaian.
- Gains or losses unsettled transaction (keuntungan dan kerugian pada transaksi tidak stabil), muncul saat laporan keuangan dipersiapkan sebelum transaksi disetujui.
Terdapat dua tipe penyesuaian transaksi, antara lain :
2.4 Translasi Mata Uang Asing
Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi
keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya.Translasi mata uang asing
dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan
pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan
memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap
mata uang asing induk perusahaan.Perusahaan yang
beroperasi secara internasioanal menggunakan berbagai metode untuk menunjukkan
aset, utang, pendapatan, dan beban yang dinyatakan dalam mata uang asing
menjadi mata uang domestic.
Metode
translasi ini dapat dikualifikasikan menjadi dua jenis : metode yang
menggunakan kurs tunggal untuk menyajikan ulang saldo dalam mata uang asing ke
dalam nilai ekuivalen dalam mata uang domestic dan metode menggunakan berbagai
macam kurs.
1. Metode
Nilai Tukar tunggal
Metode nilai
tukar tunggal , yang diketahui juga sebagai metode kurs saat ini, telah lama
populer di EropaMetode ini mengaplikasikan nilai tukar tunggal, harga penutupan
atau harga saat itu, terhadap semua saham dan utang asing. Pada metode ini,
laporan keuangan operasional asing memiliki laporan domisili tersendiri.
2. Metode
Nilai Tukar Ganda
Metode nilai
tukar ganda mengombinasikan kurs saat ini dan kurs historis dalam proses
translasi mata uang asingnya
a.
Metode Current-Noncurrent
aktiva lancar dan kewajiban lancar anak perusahaan luar
negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk prusahaannya
berdasarkan kurs sekarang. Aktiva dan kewajiban tidak lancar ditranslasikan
berdasarkan kurs historis. Pos-pos laba rugi ( kecuali penyusutan)
ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku. Beban depresiasi dan
amortisasi ditranslasikan sebesar kurs historis yang tercatat saat aktiva
tersebut diperoleh. Metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis.
b.
Metode Moneter-Nonmoneter
Metode
ini menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan nilai tukar mata uang
asing yang sesuai. Aset dan kewajiban moneter ditranslasikan dalam kurs saat
ini. Item non moneter ditranslasikan dalam kurs historis.
c.
Metode Kurs Sementara
Dengan
metode ini, translasi mata uang asing tidak mengubah sifat sebuah item yang
dihitung, hal tersebut hanya mengubah unit perhitungan saja. Pada metode ini,
item moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan dalam kurs saat itu
Item nonmoneter ditranslasikan pada kurs yang menjaga dasar perhitungan awal.
Metode ini memberikan banyak keuntungan dan kerugian.
Keuntungan
dan Kerugian Translasi Mata Uang Asing
Secara
internasional, perlakuan akuntansi terhadap penyesuaian tersebut sama banyaknya
dengan prosedur translasi mata uang asing. Pendekatan akuntansi untuk
penyesuaian translasi mta uang asing mulai dari penangguhan hingga tidak ada
penangguan dengan pendekatan hybrid pada keduanya yaitu :
a. Penangguhan
b. Penangguhan
dan Amortisasi
c. Penangguhan
sebagian
d. Tidak ada penangguhan
2.5
Pengembangan Akuntansi Translasi Mata Uang Asing
Praktik
akuntansi mata uang asing telah berkembang seiring waktu dalam respons terhadap
meningkatnya kompleksitas operasional multinasional dan perubahan dalam sistem
moneter internasional
1. Pra-1965
Sebelum 1965
praktik translasi mata uang asing pada banyak perusahaan AS dipandu oleh Bab 12
Accounting Research Bulletin No.43. Pernyataan tersebut mengadvokasi metode
current-noncurrent. Keuntungan dan kerugian transaksi ditambahkan secara
langsung terhadap pendapatan. Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing
dimasukkan ke dalam keuntungan selama periode yang ada. Kerugiannya diakui
dalam pendapatan lancar.
2.
1965-1975
ARB No.43
memperoleh beberapa pengecualian khusus dalam metode current-noncurrent. Dalam
keadaan khusus persediaan dapat ditranslasikan dengan kurs historis. Lebih
jauh, translasi mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang
asing pada kurs saat ini tersebut diperbolehkan setelah accounting principles
board opinion No.6 dikeluarkan pada tahun 1965. Perusahaan tersebut memberikan
pilihan translasi mata uang asing lain bagi perusahaan dalam ARB No.43
3.
1975-1981
Untuk mengakhiri
perbedaan metode pada standar translasi mata uang asing sebelumnya, Financial
acccounting Standards board (FASB) mengeluarkan FAS No.8 pada tahun 1975.
Pernyataan ini secara segnifikan mengubah praktik perusahaan asing AS dalam
memasukkan GAAP AS dengan menerima metode translasi mata uang asing kurs
sementaraFAS No. 8 ternyata kontroversial. Sementara beberapa menghargai usulan
yang teoritis, banyak yang tidak menyetujui atas ditorsi yang ditimbulkan dalam
pendapatan perusahaan.
4.
1981-sekarang
Pada bulan mei
1978, FASB mengundang komentar masyarakat tentang 12 keputusan pertamanya. FASB
mempertimbangkan FAS No.8 dan setelah beragam public meeting dan dua penjelasan
berkas, akhirnya mengeluarkan statement of Financial Accounting Standards No.52
pada tahun 1981.
BAB III
KESIMPULAN
Perusahaan
dengan kegiatan operasional luar negeri yang signifikan mempersiapkan laporan
keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan
pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic maupun luar
negeri. Untuk mencapai hal ini, laporan keuangan anak perusahaan luar negeri
yang berdominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang
pelaporan induk perusahaan. Proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata
uang ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi. Banyak
permasalahan yang berhubungan dengan tranlasi mata uang asing muncul dari fakta
bahwa nilai relatif mata uang asing hampir tidak pernah stabil. Tingkat variabilitas
nilai tukar dikombinasikan dengan perbedaan antara metode tranlasi mata uang
asing dan penanganan terhadap tranlasi mata uang asing keuntungan dan kerugian,
semakin mempersulit untuk dapat
membandingkan hasil suatu perusahaan
dengan perusahaan lainnya. Ataupun perbandingan dalam satu perusahaan dari
periode satu dengan periode lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://kartikaratnas.blogspot.co.id/2016/04/akuntansi-internasional-bab-6-translasi.html
Frederick D.S. Choi, dan Gary K. Meek, International
Accounting, Jakarta: Salemba Empat, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar