Rabu, 26 November 2014

ANALISIS JURNAL EKONOMI KOPERASI





Nama              : Laila Nurrahmawati
NPM               : 24213912
Kelas              : 2 EB 06
Mata Kuliah    : Ekonomi Koperasi (Softskill)
Jenis Tugas   : Individu
My Blog          : lailanurrahmawati11.blogspot.com
Tanggal          : 6 oktober 2014



SISTEM EKONOMI KOPERASI SEBAGAI SOLUSI MASALAH PEREKONOMIAN INDONESIA:  MUNGKINKAH?
ABSTRAK 

Menurut saya penelitian ini sangat menarik karena didalamnya penulis menjelaskan bagaimana sistem ekonomi yang dianut oleh bangsa Indonesia seperti  sistem ekonomi campuran antara Kapitalis-Liberal dan Sosialis- Komando. Penulis menjelaskan bahwa sistem ekonomi yang dianut oleh bangsa Indonesia tertinggal dengan Negara-negara lainnya , perekonomian Indonesia juga masih belum memihak kepada rakyat-rakyat kecil sehingga terjadinya gap antara golongan kaya dan golongan miskin. Apabila sistem ekonomi koperasi dikaji secara mendasar, sebenarnya koperasi memiliki karakteristik yang amat sesuai dengan situasi dan budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu, bukan suatu hal yang tidak mungkin jika sistem ekonomi koperasi dijadikan sebagai solusi terhadap permasalahan perekonomian Indonesia.

PENDAHULUAN 
Menurut saya didalam pendahuluan penulis menjelaskan bahwa pada era reformasi koperasi tidak pernah digarap secara sungguh-sungguh oleh pemerintah maupun masyarakat atau bangsa Indonesia. Di Indonesia koperasi sangat penting koperasi  karena merupakan satu-satunya bentuk badan usaha yang bisa menampung kegiatan ekonomi rakyat kecil.

MASALAH PEREKONOMIAN INDONESIA
Didalam masalah perekonomian Indonesia penulis menjelaskan tentang permasalahan ekonomi nasional Indonesia adapun  tiga masalah dasar ekonomi yang dihadapi oleh setiap bangsa. Ke-tiga masalah dasar itu adalah ”what” (Komoditi/alat pemuas apa yang harus dihasilkan?): ”How” (Bagaimana komoditi/alat pemuas harus dihasilkan?):  serta ”For Whom” (Untuk siapa komoditi/alat pemuas dihasilkan?). penulis juga menjelaskan ada solusi pemecahan sistem ekonomi diantaranya Kemiskinan, Pengangguran, Inflasi, ketidakmerataan pendapatan masyarakat, ketergantungan terhadap luar negeri.


SISTEM EKONOMI 
Menurut saya, penulis sudah sangat jelas menjelaskan sistem-sistem yang ada didalam sistem ekonomi.


SISTEM EKONOMI KOPERASI
Didalam sistem ekonomi koperasi penulis menjelaskan untuk memahami karakteristik koperasi Indonesia, penulis mengajak kita untuk menengok kembali konsep dasar koperasi Indonesia, khususnya yang menyangkut pengertian dan nilai-nilai dasar, serta prinsip-prinsip koperasi.

KESIMPULAN
Koperasi memiliki karakteristik sosialis dan liberalis, di mana karakter sosialis cenderung lebih dominan. Karakter koperasi ini t tidak berbeda dengan karakter budaya bangsa Indonesia, karena koperasi pada dasarnya memang merupakan kristalisasi dari budaya sosial-ekonomi bangsa Indonesia.jadi, apabila sistem ekonomi koperasi diterapkan secara konsekuen dan berkelanjutan, Insya Allah permasalahan ekonomi yang sampai saat ini masih membelenggu bangsa Indonesia, secara perlahan-lahan akan dapat teratasi.

DAFTAR PUSTAKA
Didalam penulisan daftar pustaka sudah sesuai dengan tata cara penulisan. 

Minggu, 22 Juni 2014



Nama             : Laila Nurrahmawati
NPM               : 24213912
Kelas              : 1EB08 

  •   Perihal Defisit Anggaran Negara

Defisit merupakan suatu kondisi di mana anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) mengalami ketimpangan antara jumlah anggaran belanja pembangunan dan pendapatan (penerimaan negara). Hal inian (penerimaan negara). Hal d disebabkan tabungan pemerintah tidak mampu memenuhi jumlah anggaran belanja pembangunan.
Defisit secara harfiah berarti adalah kekurangan dalam kas keuangan. Defisit biasa terjadi ketika suatu organisasi (biasanya pemerintah) memiliki pengeluaran lebih banyak dari pada penghasilan. Lawan dari defisit adalah surplus. Perlu juga dipaparkan, terjadinya defisit anggaran diakibatkan oleh beberapa faktor penting: adakalanya terjadi karena anggaran yang memang kurang, dan ada pula cara atau metode pembiayaan yang mengakibatkan defisit.
Defisit berarti, pemerintah mengkonsumsi lebih dari jumlah pendapatannya yang kemudian biaya kekurangannya itu diambilkan dari pendapatan individu. Ini artinya, total permintaan terhadap barang dan jasa berlebih jika dibandingkan dengan total penawaran. Pengertian ini dengan asumsi bahwa masyarakat terhalangi dari perdagangan luar negeri yang menyebabkan seluruh konsumsi individu harus ditekan untuk memberi ruang bagi konsumsi pemerintah yang berlebih.
Jika defisit anggaran didanai melalui prosedur pinjaman publik dalam negeri, tekanan moneter dari total permintaan pemerintah terhadap harga tidak akan terjadi—setidaknya dalam teori—karena sarana pembayaran individu yang kelebihan berhasil di serap, dan dengan demikian inflasi mata uang tidak terjadi karena kebijakan tersebut.

  •   Sebab-sebab Terjadinya Defisit Anggaran  Negara

·         Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi
·         Rendahnya Daya Beli Beli Masyarakat
·         Pemerataan Pendapatan Masyarakat
·         Melemahnya Nilai Tukar
·         Pengeluaran Akibat Krisis Global
·         Realisasi yang Menyimpang dari Rencana
·         Pengeluaran Karena Inflasi

  •  Upaya yang dilakukan Pemerintah Jika APBN Defisit

Dalam rangka menutup defisit anggaran tersebut upaya yang dilakukan Pemerintah jika APBN defisit yaitu :
1. Mengurangi subsidi
Yaitu bantuan yang diambil dari anggaran negara untuk pengeluaran yang sifatnya membantu konsumen untuk mengatasi tingginya harga yang tidak terjangkau oleh mereka agar tercipta kestabilan politik dan sosial lainnya, misalnya subsidi pupuk, subsidi bahan bakar minyak (BBM), subsidi listrik, dan lain sebagainya. Pada prinsipnya negara memberikan subsidi terhadap suatu barang, karena barang itu dianggap harganya terlalu tinggi dibanding dengan kemampuan daya beli masyarakat.
Agar tidak terjadi gejolak di masyarakat, maka negara mengeluarkan dana untuk mensubsidi barang tersebut. Subsidi itu dilakukan dengan beberapa cara, misalnya :
 i). memberikan subsidi kepada konsumen dengan cara memberikan subsidi harga barang-barang yang dikonsumsi;
 ii). memberikan subsidi kepada produsen, yaitu memberikan subsidi pada bahan baku yang dipergunakan untuk memproduksi barang tersebut. Kalau pengeluaran subsidi itu dikurangi akan berakibat pada kenaikan harga barang yang diberi subsidi itu.
2. Penghematan pada setiap pengeluaran baik pengeluaran rutin maupun pembangunan
Penghematan pada pengeluaran rutin dilakukan oleh departemen teknis, misalnya untuk pengeluaran listrik, telepon, alat tulis, perjalanan dinas, rapat-rapat, seminar, dan sebagainya tanpa mengurangi kinerja dari departemen teknis yang bersangkutan. 
3. Menseleksi sebagian pengeluaran-pengeluaran pembangunan
Pengeluaran pembangunan yang berupa proyek-proyek pembangunan diseleksi menurut prioritasnya, misalnya proyek-proyek yang cepat menghasilkan. Proyek-proyek yang menyerap biaya besar dan penyelesaiannya dalam jangka waktu yang lama, sementara ditunda pelaksanaannya.
4. Mengurangi pengeluaran program-program yang tidak produktif dan tidak efisien
Program-program semacam itu adalah program-program yang tidak mendukung pertumbuhan sektor riil, tidak mendukung kenaikan penerimaan pajak, dan tidak mendukung kenaikan penerimaan devisa. Pemotongan program-program ini harus dilakukan dengan hati-hati. Pemotongan pengeluaran tanpa memperbaiki produktivitas program, berarti akan ada kecenderungan akan menurunnya kualitas dan kuantitas output.
5. Menaikan Pajak
6. Menekan jumlah uang beredar
7. Melakukan Kebijakan Fiskal
Kesimpulan :
Jadi apabila APBN mengalami Defisit atau kerugian upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan melakukan mengurangi subsidi, Menaikan Pajak, Menekan jumlah uang beredar, Melakukan Kebijakan Fiskal, Mengurangi pengeluaran program-program yang tidak produktif dan tidak efisien Mengurangi subsidi, dan Penghematan pada setiap pengeluaran baik pengeluaran rutin maupun pembangunan




Jumat, 06 Juni 2014

Tugas Softskil



PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2011,  2012 DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI.

Nama : Laila Nurrahmawati
NPM   : 24213912
Kelas : 1EB08

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

1.   Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2011
Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5% dibandingkan dengan tahun 2010.Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 10,7% dan terendah di Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,4%. Sementara PDB (tidak termasuk migas) tahun 2011 tumbuh 6,9%. Besaran PDB Indonesia tahun 2011 atas dasar harga berlaku mencapai Rp7.427,1 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.463,2 triliun.Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV-2011 dibandingkan dengan triwulan III-2011 turun  sebesar 1,3%, tapi bila dibandingkan dengan triwulan IV-2010 tumbuh sebesar 6,5%. Pertumbuhan ekonomi tahun 2011 menurut sisi penggunaan terjadi pada komponen ekspor sebesar 13,6%, diikuti pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 8,8%, pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,7%, pengeluaran konsumsi pemerintah 3,2%, dan komponen impor sebagai faktor pengurang juga mengalami pertumbuhan, yaitu sebesar 13,3%. Pada tahun 2011, PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 54,6%, konsumsi pemerintah 9,0%,pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 32,0%, ekspor 26,3%, dan impor 24,9%. PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 mencapai Rp30,8 juta (US$3.542,9), meningkat dibandingkan pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp27,1 juta (US$3.010,1). 57,5% dari PDB triwulan IV-2011 disumbang oleh Pulau Jawa, dengan urutan ketiga. pada 2011 lalu terjadi pertumbuhan di semua sektor ekonomi. Pertumbuhan tertinggi, terjadi di sektor pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh 10,7%, sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh 9,2%, sedangkan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan tumbuh 6,8%.Jika dilihat dari sektor industri, penyumbang terbesar PDB 2011 berasal dari industri pengolahan 24,3%, pertanian 14,7%, perdagangan, hotel dan restoran sebesar 13,8%. Meski sektor pertanian masih tumbuh, tapi kalau dilihat tiga tahun berturut-turut pertumbuhan sektor pertanian terus menurun. Pertumbuhan industri pertanian pada 2009 dan 2010 masing-masing 15,3%, sedangkan industri pengolahan masing-masing 26,4% dan 24,8%. Dilihat dari sisi distribusinya, PDB 2011 masih didominasi Pulau Jawa sebesar 57,6%. Lalu diikuti oleh Pulau Sumatera 23,5%, Kalimantan 9,6%, Sulawesi 4,6%, dan wilayah lain 4,7%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2011 cukup menggembirakan. Pasalnya, meski sedang terjadi krisis global, tapi Indonesia masih bisa tumbuh 6,5% Selain itu, Agus bilang pada 2011 lalu peran dari investasi cukup terlihat yaitu sebesar 8%. Untuk 2011, koreksi dilakukan untuk pertumbuhan ekonomi kuartal I, II, dan III. Pertumbuhan kuartal II, yang tadinya 6,49% diralat menjadi 6,43%. Sementara pertumbuhan kuartal II, yang tadinya 6,52% jadi 6,45%, sedangkan kuartal III dari 6,54% jadi 6,46%.
 Analisis C, I, G, X, M pada Pertumbuhan Ekonomi tahun 2011 :
Jadi, pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi distribusi PDB konsumsi rumah tangga (C) 57,6%, belanja pemerintah (G) 9%, ekspor (X) 26,3%,  impor (M) 24,9%. Konsumsi rumah tangga (C) merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011. Kemudian disusul oleh ekspor (X) sebesar 26,3%, impor (M) sebesar 24,9% dan terakhir adalah belanja negara (G) sebesar 9%. 

2.   Pertumbuhan Ekonomi 2012 Hanya 6,23 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2012 sebesar 6,23%. Angka tersebut turun dibandingkan sepanjang 2011 sebesar 6,5%. pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2012 sebesar 6,11%, turun tipis 1,45% dibanding kuartal III-2011 sebesar 6,17%.Penurunan pada kuartal IV-2012 ini disebabkan sektor pertanian mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 23,06 persen karena siklus musiman. Pertumbuhan terjadi di semua sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,98% dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian 1,49%. Sementara PDB tanpa migas tahun 2012 sebesar 6,81%.Secara kuartalan, PDB Indonesia kuartal IV-2012 dibanding kuartal III-2012 mengalami penurunan 1,45%. Namun bila dibanding kuartal IV-2011 mengalami kenaikan dari sebesar 6,11%. Sementara sektor penunjang di kuartal IV-2012 adalah sektor konstruksi tumbuh 4,02%, sektor listrik, gas dan air bersih tumbuh 3,34%, sektor perdagangan, hotel dan restoran 2,74%, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 2%, sektor jasa 1,96%, sektor industri pengolahan tumbuh 1,41%, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan 1,23% dan sektor pertambangan dan penggalian 0,2%. Sedangkan jumlah total produk domestik bruto (PDB) sepanjang 2012 adalah Rp 8.241,9 triliun, sementara Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) adalah Rp 2.618,1 triliun. Dari sisi komponen pertumbuhan ekonomi di 2012 adalah konsumsi tumbuh 5,28%, belanja pemerintah 1,25%, pembentukan modal tetap bruto atau investasi tumbuh 9,8 persen, ekspor tumbuh 2,01% dan impor 6,65%.
Analisis C, I, G, X, M pada Pertumbuhan Ekonomi tahun 2012 :
Pertumbuhan ekonomi tahun 2012 konsumsi dan investasi merupakan penopang utama yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi. Konsumsi tumbuh sebesar 5,28%, investasi sebesar 9,8%, impor 6,65%, ekspor 2,01% dan yang terakhir belanja pemerintah 1,25%. Dan angka yang paling besar yaitu dari Investasi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

1. Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.

2. Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

4. Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

5. Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

Sumber: 


http://www.bps.go.id/brs_file/pdb_banner1.pdf